Puisi Perjuangan / Kemerdekaan RI yang selalu kita peringati setiap tanggal 17 Agustus. Dengan semangat 45 kita kobarkan membangun dan menjaga negeri ini yang telah ditebus dengan ceceran darah dan ribuan nyawa. Sudahkah kita menjadi penerus bangsa yang sejati?. Sudahkah negeri ini merdeka sepenuhnya, sikahkan jawab sendiri.
KemerdekaanSauh riuh lantang bergema
Titik akhir hilirnya asa
Gema menyusup ke nadi-nadi
Menggenggam asa baru, lahirnya sebuah negeri
Terperanjak haru tulang belulang
Meski jauh di dalam bumi yang ayu
Hai anak dan cucu-cucuku
Kini aku tak merasa menjadi sia
Bukan apa atau apa yang di pinta
Pernah lebih dulu sebenarnya aku ada
Melayang tak tampak putih bak berkabut
Ku kawal hingga akhir lantangnya engkau bergema
Kan kembali aku dalam saf-safku
Meski tak tentu mana pangkal dan ujungku
Tenang kembali dalam bumi ayuku
Tebar bunga dan do'a menjadi piagamku
Karya: Joko Jabrik
Kata-kata Penulis:
Betapa bahagianya para pejuang yang tlah gugur demi mencapai kemerdekaan yang kini tlah kita raih, dan kewajiban kita untuk melanjutkan perjuangan membangun negara.
***
Sang Penyair
Memang hanya sebuah abjad
Yang disusun menjadi sebuah kata, menjadi kalimat
Namun bila di ilhami
Terkadang kan menjadi motivasi dalam hidup ini
Bukan hanya sekedar tuk dibaca
Coba mengerti maksud dan maknanya
Bertanyalah kamu dalam dirimu
Bukalah hati, kau kan mengerti
Hembus nafas seorang penyair
Duduk termenung dalam berpikir
Merangkai kata yang tak bermakna
Menjadi lebih dari apa yang tidak diketahui mereka
Pandangan kosong seorang penyair
Membuka hayal menembus asa
Bukan sekedar halusinasi yang tak berarti
Lepasan jiwa yang menerawang ke titi-titi
Awan pikir seorang penyair
Menembus tebalnya awan nan bukan awan
Dingin sejuk bagaikan kabut
Namun itu jua, bukanlah kabut
Tiap khayal dan lamunannya di ikuti pena
Tak sedikit kata yang bermakna tersembunyi darinya
Hanya terhenti, ketika Ia...
Digenggam nyawanya dalam lelapnya tidur oleh yang kuasa
Karya: Joko Jabrik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar