Selasa, 24 Juli 2012

Memahami Proses Persalinan di Dalam Air

Proses persalinan di dalam air telah menjadi pilihan baru bagi ibu hamil dan berbagai rumah sakit di Indonesia. Untuk bisa menjalani proses persalinan di dalam air memang membutuhkan tenaga medis, dokter atau bidan yang sudah terlatih / profesional disamping juga keberanian sang ibu hamil itu sendiri untuk menjalani proses persalinan di dalam air yang dikehendaki. Proses persalinan di dalam air di kembangkan oleh The Royal College of Midwives dan The Royal College of Obstetricians dan memang belum ada standar baku dan masih dalam proses pengembangan untuk memperoleh standarisasi yang sempurna. Nah, untuk di Indonesia proses persalinan di dalam air belum begitu populer dan masih butuh waktu lagi untuk bisa menerapkan teknik/cara ini di seluruh rumah sakit Indinesia.





Hal yang penting dalam persalinan di dalam air:

- Kolam air yang digunakan dalam proses persalinan.
- Ibu yang melahirkan hanya memiliki satu bayi/tidak kembar.
- Cukup umur/bukan persalinan prematur
- Usia kehamilan minimal 37 minggu
- Proses persalinan berjalan normal/spontan, dan tanpa induksi.
- Tekanan darah normal untuk sang ibu hamil.
- Menjalani pemeriksaan USG dan bayi sehat/normal

Untuk ibu yang akan melahirkan bayi kembar, bayi sungsang, memiliki riwayat persalinan yang sulit, riwayat persalinan caesar, maka dibutuhkan air yang lebih banyak di dalam kolam untuk mengatasi rasa sakit selama persalinan. Saat ibu siap mengeluarkan bayi maka prosesnya tetap di darat. Disini diperlukan air kolam dengan suhu/temperatur dalam air 35–37,5°C.


Untuk selama proses persalinan petugas medis akan mengecek suhu air secara berkala agar suhu air kolam tetap stabil. Diwajibkan ibu hamil minum air yang cukup untuk menjaga/mengatasi kekurangan air selama proses berjalan. Saat hendak keluar dari kolam, siapkan handuk besar yang hangat untuk menjaga suhu tubuh tetap hangat. Dalam menjalani persalinan di dalam air, proses akan dimonitor dengan menggunakan alat waterproo/tahan air seperti  waterproof sonicaid atau aqua doppler untuk memantau detak jantung bayi dalam waktu setengah - satu jam, dan akan semakin sering untuk tahap berikutnya. Dalam proses ini petugas medis akan selalu siap untuk memantau detik demi detik perkembangan proses persalinan ibu hamil. Setiap saat ibu akan menjalani pemeriksaan dengan terlebih dahulu ibu keluar dari kolam untuk memastikan bayi dalam kondisi aman. Pemeriksaan berkala akan terus dilakukan oleh petugas medis untuk mengecek kemajuan persalinan yang sedang dijalani sang ibu hamil, mengecek tekanan darah dan kondisi fisiknya. Dan pada saat waktu mengejan sudah tiba, Ibu akan dibimbing petugas untuk mengejan secara teratur, hingga saat bayi keluar, maka air akan mendorongnya ke permukaan secara aman. Demikianlah gambaran untuk proses persalinan di dalam air dari berbagai media yang kami rangkum.


Tidak ada komentar: