Minggu, 02 September 2012

Gejala Kanker Serviks dan Cara Pencegahan

Gejala kanker serviks tidak menimbulkan gejala yang mudah diamati atau dirasakan secara ini. Bagi kaum ibu amat dianjurkan untuk melakukan tes pap smear setiap dua tahun sekali, karena gejala fisik kanker serviks hanya dirasakan saat mencapai stadium lanjut. Mungkin seorang wanita mengalami keputihan yang terus menerus, yang tidak wajar / berlebihan, kemudian terjadi pendarahan pada masa di luar siklus menstruasi, berat badan menurun secara drastis, ini harus waspada karena bisa merupakan gejala awal gangguan kanker serviks.







 Gejala tingkat lanjut kanker serviks antara lain:

* Rasa sakit dan terjadi perdarahan saat berhubungan (contact bleeding).
* Keputihan yang tidak wajar / berlebihan.
* Terjadi pendarahan pada masa di luar siklus menstruasi.
* Berat badan turun drastis.
* Nyeri punggung (kanker sudah menyebar ke panggul)
* Gangguan pada kandung kemih, ginjal membesar.



Masa pertumbuhan kanker serviks

Pertumbuhan sel-sel yang tidak normal sebelum menjadi sel ganas atau dalam masa preinvasif adalah cukup lama, sehingga deteksi sejak dini atau pemeriksaan sangat penting sebagai langkah untuk pencegahan. Kanker serviks terjadi berawal dari infeksi menetap yang  menyebabkan pertumbuhan sel abnormal dan pada proses akhir berkembang menjadi sel kanker. Perjalanan proses ini terjadi dalam kurun waktu antara 5-20 tahun, dari tahap awal infeksi, lesi pra-kanker hingga positif terjadinya kanker serviks.


Perokok berisiko menderita kanker serviks

Penelitian yang dilakukan di Karolinska Institute di Swedia oleh Joakam Dillner, M.D. menyatakan bahwa perokok akan meningkatkan kemungkinan munculnya kondisi cervical neoplasia atau tumbuhnya sel-sel abnormal pada rahim dan berisiko menderita kanker servik dengan masuknya zat nikotin dan racun lain yang menyertainya yang masuk ke dalam darah. Cervical neoplasia merupakan kondisi awal berkembangnya kanker serviks di dalam tubuh.


Wanita berusia antara 35-50 tahun lebih rawan mengidap kanker serviks

Usia 35-50 tahun lebih rawan mengidap kanker serviks karena gejala mungkin sudah ada sejak masih muda/saat usia remaja 16 tahun dan baru muncul sebagai kanker serviks di usia ini. Selain itu hubungan badan pada usia terlalu dini juga bisa meningkatkan risiko 2 kali terserang kanker leher rahim dibandingkan wanita yang melakukan hubungan diatas usia 20 tahun. Termasuk berganti-ganti pasangan akan berdampak semakin tinggi/meningkatkan risiko terjadi kanker leher rahim. Risiko lainnya adalah bagi wanita yang mempunyai jumlah kehamilan yang lebih banyak juga akan meningkatkan risiko terjadinya kanker leher rahim.


Pap smear sebagai cara deteksi awal

Pemeriksaan standar untuk mendeteksi terjadinya kanker leher rahim salah satunya adalah Pap smear. Sebenarnya juga banyak cara yang bisa dilakukan untuk mendeteksi gejala kanker leher rahim seperti pemeriksaan dengan menggunakan asam asetat. Asam asetat cuka menjadi cara yang paling murah dilakukan. Dan untuk deteksi yang lebih akurat, teknik pemeriksaan terbaru kini sudah banyak dilakukan yakni dengan teknologi Hybrid Capture II System (HCII).


Tips mencegah kanker serviks

- Jangan berganti-ganti pasangan atau melakukan hubungan badan di usia belia.
- Setiap dua tahun sekali melakukan pap smear.
- Melakukan vaksinasi HPV bagi yang masih lajang/belum pernah melakukan hubungan badan.
- Hindari obat-obatan dan menjaga kesehatan tubuh.


Vaksinasi pencegah infeksi HPV

Vaksin pencegah infeksi HPV tipe 16 dan 18 bertujuan mencegah penyebab kanker serviks yang bekerja untuk meningkatkan kekebalan tubuh wanita serta menghalangi virus sebelum memasuki sel-sel serviks.
Vaksin HPV akan membentengi diri dari penyakit kanker serviks, sekaligus melindungi wanita dari ancaman virus HPV tipe 6 dan 11 yang menyebabkan penyakit kutil pada kelamin. Perlu dipahami bahwa vaksinasi akan efektif pada perempuan yang berusia 9 sampai 26 tahun dan belum aktif atau belum sering melakukan hubungan badan. Secara teori, risiko terkena kanker serviks bisa menurun hingga 75% dengan vaksinasi ini, Vaksin akan diberikan dalam tiga tahap / 3 kali dalam jangka waktu tertentu. Vaksin ini telah diujikan pada banyak wanita di seluruh dunia dan tidak ada efek samping yang signifikan atau berbahaya. Keluhan yang mungkin terjadi sebagai efek samping antara lain demam, nyeri, dan bengkak kemerahan di tempat suntikan atau sedikit berdarah dan gatal di tempat suntikan. Ibu hamil tidak dianjurkan menerima vaksin ini, namun untuk ibu menyusui dibolehkan. Untuk kaum wanita sangat dianjurkan melakukan deteksi dini dan vaksinasi agar idak berkembang menjadi gejala yang lebih fatal. Kebanyakan wanita baru mengetahui penyakit kanker serviks setelah mencapai stadium 3 atau 4, ini sudah terlambat dan bisa menjalar / mengakibatkan kerusakan pada organ-organ tubuh lain, seperti kandung kemih, ginjal, dan lainnya.